Tampilkan postingan dengan label Resep Cake & Brownies. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Resep Cake & Brownies. Tampilkan semua postingan

Jumat, 15 September 2017

Cake Tape Keju

Bismillah,
Sebenarnya ini uji coba cake tape jaman bulan puasa dulu. Lagi rajin mindahin resep ke Rumah Gula-Gula 😁. Biar kalo mo cari resepnya nggak bingung-bingung. Ceritanya, bude saya ngirimin telur cukup banyak dan masih segar. Langsung kepikiran plus semangat deh bikin cake hihi. Ada tape singkong yang urung jadian dengan es campur buat ta'jil. Daripada lama-lama busuk, akhirnya dimanfaatkan. Cake satu ini bukan jenis yang lembut dan ringan. Tapi cenderung lembut-lembut padat mengenyangkan. Manisnya pas. Buat kalian yang hobi dengan cita rasa tape, moga-moga cocok-lah. Selamat mencoba, semoga bermanfaat teman-teman 😊 

Resep Cake Tape Keju
Bahan-Bahan :
Telur ukuran besar 5 butir
Gula pasir halus 180 g
Tape singkong matang 375 g
Tepung terigu 180 g
Mentega salted 60 g
Margarin 100 g
Vanilla pasta 1 sdt
Baking powder 1 sdt
Cake emulsifier 1 sdt
Keju cheddar parut 85 g
Cara Membuat :
  1. Lumatkan tape singkong, pisahkan dari serat kasarnya. Campur dengan margarin dan mentega. Aduk hingga halus. Sisihkan.
  2. Campur tepung terigu dan baking powder, aduk rata. Sisihkan.
  3. Kocok gula pasir halus, cake emulsifier, telur dengan kecepatan tinggi hinggga kental berjejak stabil, mengembang, dan putih kekuning-kuningan pucat. Turunkan kecepatan hingga yang terendah, masukkan pasta vanilla, kocok sebentar selama beberapa detik.
  4. Masukkan 6 sdm hasil kocokan no. 3 ke adonan tape no. 1. Kocok dengan kecepatan terendah.
  5. Masukkan campuran tepung dan sisa hasil kocokan telur secara bertahap dan berselang-seling ke adonan no.4. Aduk balik hingga rata.
  6. Tuang adonan kedalam loyang tulban diameter 22 cm (yang telah diolesi margarin). Taburi dengan keju parut.
  7. Panggang didalam oven suhu 175 C selama 35 menit lalu turunkan suhu menjadi 160 C untuk 25 menit berikutnya atau sampai permukaan kuning kecokelatan.

Kamis, 11 Juni 2015

Brownies Kukus Cokelat Pandan

Kemarin sempat bete. Pompa air rusak jadinya dan berimbas dengan kelangkaan sumber daya hayati ini di rumah kami. Tak sampai berhari-hari sih, tapi lumayan susahnya. Bayangkan mo mandi sulit, mo shalat enggak bisa wudhu, kalau haus jangan sampai minum karena takut ke toilet, mo nyuci tangan enggak bisa apalagi cuci baju atau piring. Air itu nikmat, yah. Setelah beberapa jam tukang pompa tiba. Mendadak Spiderman, Superman, bahkan Gatot Kaca, sudah enggak ada apa-apanya dibanding mereka.

Biasanya saya lebih suka mengurung diri di kamar dibandingkan menjadi mandor pekerjaan-pekerjaan kasar berbau alat, mesin, dan teknologi lainnya. Kali ini entah ada angin apa saya agak rajinan. Ternyata ada baiknya jadi mandor, sedikit-sedikit jadi belajar walaupun permukaan banget. Mengamati kedua tukang ini bekerja, antara bingung dan takjub. Mereka bukan Si Doel Anak Sekolahan, tapi ya kok ngerti dengan pompa dan seluk beluknya. Mereka juga berani mengambil tindakan kreatif ketika terjadi hal-hal yang meleset dari perkiraan selama perbaikan. Dilakukan dengan tenang dan tidak didahului dengan keluhan maupun kepanikan.

"Kamu belajar darimana?" tanya Mama yang juga terheran-heran melihat ketrampilan mereka.
"Ya, cuma mengamati kawan kami. Terus latihan, Bu, pengalaman. Lama-lama bisa" jawab salah seorang dari mereka sembari menyambung pipa-pipa.

Sederhananya, ya iyalah namanya juga tukang pompa. Pasti ngerti soal pompa hehe. Lalu saya sadar, di dunia ini ilmu Allah itu luas dan bisa diambil oleh siapapun yang berkeinginan.


Rabu, 20 Mei 2015

Brownies Kukus Ny. Liem

Hari gini baru nyoba bikin brownies kukus (brokus)?

Biarin ah, namanya juga masih pemula ^^. Dulu sempat berjualan brokus dan lumayan mendatangkan sedikit recehan di celengan ayam saya. Resepnya dari teman Mama, kurang lebih sama dengan punyanya Ny. Liem berikut Tapi waktu itu hanya 1 layer. Di kesempatan siang berawan ini, ingin belajar yang 2 layer. Dan ternyata itulah yang menyebabkan sepotong brokus terasa tidak membosankan. Diantara tekstur spongy nan lembut terselip sesuatu yang lebih chocolatey ditengahnya. Enak! Aslinya di resep Ny. Liem, lapisan cokelat ditengahnya itu tercipta dengan menambahkan susu kental manis di adonan II. Tapi dasar nenek-nenek, saya kelupaan dan malah menambahkannya di seluruh adonan. Sebagai gantinya saya beri chocolate chips dan Alhamdulillah masih terbentuk juga lapisannya.

Berdasarkan kekeliruan yang saya alami selama ber-brokus ria, ada mutiara berharga, diantaranya ...

1. Bagian pencampuran Bahan C (DCC dan minyak sayur) dengan adonan. 
Kalau adonan agak tinggi, sebaiknya gunakan spatula yang tinggi pula gagangnya. Alasannya biar tangan tidak belepotan dan bagian bawah terjangkau. Kedua bahan ini agak ribet mencampurnya (atau sayanya aja ya yang agak-agak kurang hehe). Jangan sampai enggak tercampur rata. Bisa juga menggunakan cara pancingan. Maksudnya mencampurkan beberapa adanan ke Bahan C lalu memasukkannya lagi ke adonan semula lalu diaduk. Belum pernah di coba sih hehe, tapi pernah nonton atau baca di suatu media.

2. Bagian pengukusan
Sebenarnya kali ini tidak telaten di pengukusan. Disambi-sambi nyuci baskom (alesyan...) kurang dilihat besar kecil apinya. Tapi dampaknya si brokus bolong-bolong seperti rembulan. Diduga kuat karena api yang terlalu besar atau penambahan baking powder melebihi takaran -_- Ngukus bagian bawahnya pun kelamaan 10 menit jadinya agak basah. Jangan sampai pula ada setetes air yang menetes di brokus. Bisa-bisa bolong dalem seperti yang saya alami di satu pojok (foto disembunyikan). Hal sepele lainnya, sebelum dikukus, ratakan adonan dengan sendok makan dan ketok-ketok bersama loyangnya ^^


Senin, 23 Maret 2015

Brownies Ekonomis

Rencananya pingin nitip jual brownies di toko-toko dekat rumah. Tapi pengen yang sedikit lebih ekonomis karena menyesuaikan harga pasaran di tempat saya. Enggak bisa mihil-mihil. Pernah coba resep hasil guglingan, tapi kok lebih mirip chocolate sponge cake ya? Akhirnya urung dijual. Alhamdulillah nemu resep Brownies Ekonomis dari Mbak Ika Rahma di blognya Dapur Hangus. Taglinenya cukup menarik : murah, mudah, dan lezatosss.

Setelah dicoba, meman cucok dengan tagline Mba Ika. Mirip pennylane brownies tapi lebih enggak terlalu nyoklat (yaiyalah ekonomis). Teksturnya masih spongy tapi enggak kempus-kempus a la cake. Bagian permukaan ada lapisan tipisnya juga khas-khas brownies. Mungkin yang agak tricky (bagi amatiran dengan pisau kurang tajem seperti saya -_-) pas motong-motongnya. Seperti terpampang di foto-foto berikut Anda bisa melihat grupil sana sini. Besok mesti latihan lagi aaah.

Sabtu, 21 Maret 2015

Pennylane Brownies

Pennylane brownies juaraaa. Terima kasih Mbak Riana Ambarsari untuk sharing resepnya :) Katanya resep si brownies beliau peroleh dari majalah Femina dan merupakan resep pertama yang ia coba. Pas umur 10 tahun! Jadi malu, umur segitu mah saya gencar-gencarnya minta dibuatkan kue sama Mama, mana pikir masak sendiri. 

Awalnya rada ragu, biasanya nemu resep brownies yang mensyaratkan Dark Cooking Chocolate. Tapi ini yang dipakai malah cokelat bubuk dalam jumlah banyak dan minyak sayur, bukan mentega/margarin. Usut punya usut, kata Mbak Riana dalam blognya, minyak akan meningkatkan flavor cokelat dibanding mentega/margarin. Dan 1 square cokelat batang yang dilelehkan itu sama aja dengan 1 sendok teh cokelat bubuk dicampur dengan 1 sendok teh minyak. 

Satu hal lagi yang saya suka dari pennylane brownies, satu adonan hasilnya cukup melimpah ruah. Jadinya cocok untuk dibisniskan dan banyak pengusaha kue rumahan memanfaatkannya sebagai produk andalan. Mbak Riana sendiri salah satunya. 

Kamis, 12 Maret 2015

Cake Pisang

Sekarang mikir-mikir mau ikutan kursus-kursus bikin kue. Alasannya? Pengen ngirits ;(. Paling banter ikutan nonton demo yang disponsori supplier bahan-bahan kue. Selain sama saja dapat ilmu, harganya juga lebih terjangkau. Kelemahannya, jumlah peserta penonton relatif lebih banyak dibanding peserta kursus jadinya suka gagal konsen. Apalagi dibandingkan kursus yang hands on, pemahaman nonton demo hanya dari aspek teori namun pemahaman dari pengalaman (hasil nyoba sendiri) kurang.

Ada cara belajar bikin kue yang lebih murah meriah lagi. Nonton tutorial Youtube :D Setelah sekian abad melanglang buana menelusuri video demi video, akhirnya saya terdampar di video tutorial punyanya website lokal Kokiku TV. Sampai sekarang Kokiku TV jadi rujukan belajar utama. Tampilan gambarnya kinclong, jelas, angle-angle yang ditampilkan menarik (wah, saya ngaco nih istilah sinematografi-nya ;p). Selain itu waktu durasinya enggak terlalu lama, jadinya waktu kita enggak kebuang sia-sia buat nge-Youtube *sokbanyakacara*. Entah kenapa nonton video Kokiku TV bikin saya semangat masak & baking pas lagi feelin' blues. Cara si pendemo memasak dengan santai, tanpa beban, dan bersemangat meyakinkan saya dan semua orang bahwa memasak itu harus menyenangkan.

Mo nyoba bikin cake pisang beneran (memang ada yang bo'ongan?) Hehe maksudnya yang banyak pisangnya, moist, lembut, harum, tapi cenderung padat. Kemarin pernah bikin, pernah diposting disini. Tapi cenderung spongy dan cuma harum-harum pisang. Adik saya protes : Ini mah, cake rasa pisang bukan dari pisang. Jadi sekarang pengen ganti metode bikinnya dan bahan-bahannya. 


Selasa, 16 Desember 2014

Bolu Sarang Semut

Sekarang saya jarang nemu bolu sarang semut di lingkungan tempat tinggal. Mendadak kangen sama bolu tradisional Betawi ini. Maklum duluuu waktu masih ingusan, bolu sarang semut masuk list jajanan favorit. Terutama bikinan Bu Gatot, pemilik warung dekat rumah. Terbitlah ide coba-coba bikin. Siapa tahu kalau endang dan sukses bisa dijual hehe. Beberapa tahun yang lalu sebenarnya saya dan mama pernah coba-coba bikin pakai resep orang. Tapi hasilnya membuat air mata mengucur deras. Bolu bantat, keras, tidak berpori dan "bersarang" sama sekali. Alhamdulillah masih edible dan tidak mudah begitu saja meluncur ke tong sampah.

Maka mulai browsing-browsing resep sampai puyeng hingga nemu resep Mbak Rina Audie. Komen positifnya banyak, Insya Allah ni resep memang ciamik. Resep sudah di tangan, saya tengok lagi instruksi pembuatannya dengan saksama. Tanpa mixer listrik. Cukup diaduk-aduk pake whisker atau di sebuah video Youtube malah pake sendok kayu nan sederhana! Menilik sejarah bantatnya bolu sarang semut, dulu kala kami pake mixer listrik. Sok sokan ngocok sampai telurnya ngembang, kental, putih pucat . Eeee malah gatot. Ternyata perlakuan adonannya nggak terlalu ribet, kayak bikin kulit pisang goreng aja tuh hihi. Tapi tetep mesti rata dan nggak bergerindil.

Rumah Gula-Gula Pindahan, ya

Bismillah, Rumah Gula-Gula pindah ya ke https://rumahgulagula.wordpress.com Tema mungkin akan sama dengan versi tulisan di Blogspot ini...