Selasa, 30 Juni 2015

Lapis Singkong (Inspirasi Hidangan Ramadhan)

”Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra: Bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bersabda : Ketika datang bulan Ramadhan: Sungguh telah datang kepadamu bulan yang penuh berkat, diwajibkan atas kamu untuk puasa, dalam bulan ini pintu Jannah dibuka, pintu Neraka ditutup, Setan- Setan dibelenggu. Dalam bulan ini ada suatu malam yang nilanya sama dengan seribu bulan, maka barangsiapa diharamkan kebaikannya ( tidak beramal baik didalamnya), sungguh telah diharamkan (tidak mendapat kebaikan di bulan lain seperti di bulan ini). 
( HR. Ahmad, Nasai dan Baihaqy. Hadits Shahih Ligwahairihi) 


Kami sekeluarga punya lapis singkong favorit yang dijual di sebuah toko. Rasanya enak, manis gurih, harum, trus teksturnya padat kenyal-kenyal. Camilan yang mengenyangkaaan. Dikemas mika bening dalam bentuk potongan balok panjang kecil. Jadi pengen bikin.

Sebenarnya membuat olahan singkong malas benaaar. Pertama, singkongnya jarang, kedua bayangin repot pake marut-marut segala, trus khawatir dengan kandungan racun asam sianida di dalamnya.  Ah, tapi kalo kebayang males ini itu sayang juga. Banyak kue tradisional enak yang bisa dibuat dari singkong sebut saja tiwul, sawut singkongcombro, misro, timus, ada tuh lapis santan singkong gula merah (hehe enggak apal namanya), termasuk kue murah meriah satu ini.

Beruntunglah di pasar dekat rumah ada jasa pemarutan singkong. Alhamdulillah hilang satu kemalasan. Tinggal mengurangi resiko asam sianida dengan seyogyanya merendam singkong yang telah dikupas beberapa jam baru kemudian diparut. Tapi kemarin keburu bersemangat memulai, jadi males merendam-ria. Bismillah aje dahhh, moga-moga enggak keracunan hihi.

Alhamdulillah ketemu resep kue lapis singkong di blog-nya Bu Ricke Indriani. Kelihatannya enaak, nyontek ah ^-^. Basis berat singkong yang saya gunakan adalah singkong yang sudah dikupas dan diparut. Kalau Bu Ricke basisnya singkong yang telah dikupas. Jika penyuka rasa manis bisa ditambah gula pasir 30 - 40 g. Hasil lapisnya Alhamdulillah enak, kenyal-kenyal padat gitu. 


Kamis, 25 Juni 2015

Serabi Pandan (Inspirasi Hidangan Ramadhan)

Selamat menunaikan ibadah puasa, semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT. Aamin Ya Rabb.

Hari ini nongkrong berjam-jam di depan kompor nungguin serabi mateng. Maklum cetakan tanah liatnya cuma satu biji. Sebelumnya saya tergoda pakai cara pintas : memakai cetakan kue lumpur, maksudnya biar cepat selesai. Tapi serabinya jadi kurang istimewa karena kehilangan aroma khas tanah liat dan penampakan "pantat" serabi melengkung gosong kecokelatan gimanaaa gitu. Hitung-hitung melatih kesabaran wkwkwk. Alhamdulillah pengorbanan tak sia-sia. Kebetulan ada saudara main ke rumah dan langsung kami oleh-olehi serabi-serabi. Paling seneng lihat makanan buatan kita bisa dinikmati orang lain, syukur-syukur mereka suka. Prihatin kalau malah terlantar berhari-hari di kulkas enggak ada yang makan. 

Cetakan tanah liat ada baiknya kita rebus bersama air selama beberapa menit. Air yang telah mendidih lalu kita buang dan cetakan dikeringkan. Olesi permukaan dalam cetakan, panaskan sekali lagi dengan api kecil. Lalu kita angkat sisa-sisa minyak dengan tissue. Panaskan untuk ketiga kalinya sebelum memasukkan adonan serabi. Pastikan cetakan cukup panas ketika adonan masuk. Cara membuktikannya, tuang sedikit saja air lalu ketika bunyi cesss... berarti cetakan siap sedia. Kalau takut ada sisa adonan serabi yang lengket di cetakan, olesi tipis minyak di permukaannya. Setelah beberapa kali memasak adonan, secara ajaib serabi tidak lengket walau cetakan tak dioles minyak.

Jujur tekstur serabi tidak selembut impian kami tapi Alhamdulillah juga enggak kaku keras seret amat. Jika ingin melembutkan, mungkin bisa ditambahkan santan instant lagi dari 65 ml menjadi 125 ml. Alhamdulillah aroma dari ragi instant juga samar-samar, lebih didominasi aroma pandannya. Rasanya tak terlalu manis, lebih ke gurih biar kontras ama manisnya kuah kinca. 


Jumat, 19 Juni 2015

Bacem Ayam (Inspirasi Hidangan Ramadhan)

Semoga hari ini puasa kita dimudahkan dan diberkahi Allah, ya ^-^

Mungkin ide membuat aneka bacem-an bukan barang baru. Hidangan bersahaja manis-manis gurih yang layak disimpan di kulkas sebagai stock panganan di bulan puasa. Sewaktu-waktu tinggal dihangatkan. Teknik pem-bacem-an sebenarnya pengawetan juga karena ada pemberian gula (biasanya gula jawa bahkan ada yang nambahin kecap) dalam jumlah signifikan dan proses pemasakan yang ngabisin gas. Dimulai dengan memberi bumbu-bumbu semacam bawang halus, ketumbar, lengkuas, asam jawa, daun salam, garam, gula jawa dan air (air kelapa biar lebih yahuddd) kedalam bahan-bahan berprotein tinggi (semacam tempe, ayam, ati ampela, tahu). Kemudian dilanjutkan dengn meng-ungkep bahan tadi dalam api kecil hingga cairan berkurang, bumbu meresap, dan bahan berwarna cokelat gelap. Bacem bisa langsung dimakan atau diolah lagi melalui penggorengan, pembakaran atau pemanggangan. Layak disandingkan dengan nasi putih hangat dan berbagai sayur mayur.

Sekarang ada cara sedikit "curang" dalam membuat bacem. Saya pernah melihat iklan Bango Bacem Ayam di tipi tapi baru mencoba akhir-akhir ini. Bentuknya semacam pasta hitam gelap yang berisi ramuan bumbu khas bacem. Di kala rasa malas mengupas dan menghaluskan bawang mendera, saya putuskan untuk meng-ungkep beberapa potong ayam negeri hanya dengan 1 sachet Bango Bacem Ayam, air, dan tambahan kecap. Tanpa tambahan lain. Hasilnya? Lho kok enaaak. Sempet was-was kalo nanti bakalan bau-bau jamu. Tapi ternyata enggak, aromanya alami rasanya manis gurih gitu juga.

Kali kedua coba bikin lagi tapi kali ini agak dibela-belain menambahkan bumbu seperti sedikit bawang halus, lengkuas, dan salam. Tapi tanpa kecap. Hasilnya? Tambah enaaak, Alhamdulillah. Tapi kalo mo cara minimalis seperti eksperimen awal juga enggak apa-apa ^-^ Ungkep bacem dalam waktu lama sampai daging (saya pakai ayam) empuk, bumbu meresap kedalamnya, dan warna cantik cokelat-cokelat. 


Resep Bacem Ayam a la Bango 
Hasil : lupa berapa potong ayam

Bahan-Bahan :
Ayam 2 ekor tapi bagian paha saja
Rempela sekitar 7 buah
Daun salam 1 lembar
Lengkuas 2 cm (geprek)
Ketumbar 1 sdt
Bawang merah 4 butir (sedang)
Bawang putih 2 butir (besar)
Garam menurut selera
Bango Bacem Ayam 2 sachet (@ 60 g)
Air 500 - 600 ml

Cara Membuat :
1. Haluskan bawang merah dan bawang putih
2. Campurkan ayam, bawang halus, Bango Bacem Ayam, dan bumbu-bumbu lainnya. Tambahkan air. Aduk rata.
3. Ungkep sampai bumbu meresap, ayam empuk, cairan berkurang, dan warna ayam mencokelat hitam dengan api kecil. Kalau kurang-kurang air atau garam bisa ditambah dikit-dikit. 


Selamat berpuasa ^-^
Salam Manizzzz

Selasa, 16 Juni 2015

Garang Asem Kudus (Inspirasi Hidangan Ramadhan)

Resep Garang Asam ini meniru resep Ibu Diah Didi. Setelah berbahagia dengan hasil resep bakpia cokelat renyah beliau, sekarang coba resep berikut. Masakan khas Kudus, Jawa Timur ini mirip opor, tapi menurut saya lebih segar dengan tambahan cabai rawit, tomat hijau, dan belimbing wuluh. Belum ditambah lagi aroma daun pisangnya, hmmm. Garang Asem yang dibuat bisa disimpan dalam plastik tertutup atau kontainer lalu disimpan dalam freezer (dalam kondisi sudah turun suhunya,ya). Kalau mo makan tinggal di thawing trus dikukus. Belum pernah mencoba awet sampai berapa lama mungkin sekitar 2 minggu karena dulu pernah nyimpen opor ayam di freezer baik-baik sajaaa ^_^ Apalagi ini yang proses masaknya 2 kali.


Kamis, 11 Juni 2015

Brownies Kukus Cokelat Pandan

Kemarin sempat bete. Pompa air rusak jadinya dan berimbas dengan kelangkaan sumber daya hayati ini di rumah kami. Tak sampai berhari-hari sih, tapi lumayan susahnya. Bayangkan mo mandi sulit, mo shalat enggak bisa wudhu, kalau haus jangan sampai minum karena takut ke toilet, mo nyuci tangan enggak bisa apalagi cuci baju atau piring. Air itu nikmat, yah. Setelah beberapa jam tukang pompa tiba. Mendadak Spiderman, Superman, bahkan Gatot Kaca, sudah enggak ada apa-apanya dibanding mereka.

Biasanya saya lebih suka mengurung diri di kamar dibandingkan menjadi mandor pekerjaan-pekerjaan kasar berbau alat, mesin, dan teknologi lainnya. Kali ini entah ada angin apa saya agak rajinan. Ternyata ada baiknya jadi mandor, sedikit-sedikit jadi belajar walaupun permukaan banget. Mengamati kedua tukang ini bekerja, antara bingung dan takjub. Mereka bukan Si Doel Anak Sekolahan, tapi ya kok ngerti dengan pompa dan seluk beluknya. Mereka juga berani mengambil tindakan kreatif ketika terjadi hal-hal yang meleset dari perkiraan selama perbaikan. Dilakukan dengan tenang dan tidak didahului dengan keluhan maupun kepanikan.

"Kamu belajar darimana?" tanya Mama yang juga terheran-heran melihat ketrampilan mereka.
"Ya, cuma mengamati kawan kami. Terus latihan, Bu, pengalaman. Lama-lama bisa" jawab salah seorang dari mereka sembari menyambung pipa-pipa.

Sederhananya, ya iyalah namanya juga tukang pompa. Pasti ngerti soal pompa hehe. Lalu saya sadar, di dunia ini ilmu Allah itu luas dan bisa diambil oleh siapapun yang berkeinginan.


Sabtu, 06 Juni 2015

Menyambut Ramadhan (Khotbah Nabi Muhammad SAW)

Ternyata ditengah gempuran transfer informasi melalui media elektronik (e-mail, Whatsapp, BBMan, dan lain-lainnya yang luput dari pemahaman saya), segelintir rakyat Indonesia masih mempertahankan cara konvensional, diantara berkiriman lewat pos. Segelintirnya termasuk orangtua saya dan beberapa temannya.

Ceritanya kemarin orangtua mendapat kiriman kumpulan buku agama kopian. Bentuknya seperti diktat kuliahan. Begitu melihat sekilas lembar demi lembar saya langsung bengong. Buku ini berisi rangkuman materi pengajian yang telah teman orangtua saya ikuti di Malang, Surabaya sana. Mereka benar-menar mencatat detail informasi, menyusunnya secara sistematis, mengetik ulang, memasukkannya kedalam diktat yang enak dibaca, hingga memperbanyak diktat-diktat tersebut supaya orang lain bisa merasakan manfaatnya. Masya Allah!

Sebagai kawula muda saya malu sendiri. Ikut pengajian bukannya jarang tapi enggak sering juga, mencatat juga rajin kok. Tapi entah dimana buku catatan saya sekarang huahaha. Sudah menempelkah ilmu yang saya peroleh saat itu? Sayangnya yang diingat malah humor-humornya si uztadz atau uztadzah -_-. Sepertinya kehadiran kiriman diktat-diktat ini berhasil menampar.

Berhubung menyesuaikan judul postingan diatas "Menyambut Ramadhan", saya salinkan beberapa materi dari diktat kiriman tersebut. Kali ini tentang khotbah Nabi Muhammad SAW di akhir bulan Sya'ban. Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Salman ra. Semoga kita diberi kesiapan Allah untuk menyambut Ramadhan jauuuuh lebih baik. Paling tidak dengan penuh kegembiraan ^_^.

Diantara khotbah Nabi Muhammad SAW :

- Wahai manusia, akan menaungi kalian bulan yang mulia penuh barokah, yaitu bulan yang didalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang Allah fardhukan berpuasa pada siang harinya dan menegakkan Qiyamul Lail sebagai amalan sunnah.

- Barang siapa beramal di bulan Ramadhan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah, maka ganjarannya sama dengan orang yang beramal fardhu pada bulan-bulan lainnya. Dan barangsiapa mengerjakan amalan fardhu pada bulan Ramadhan, baginya pahala 70 amalan fardhu pada bulan-bulan lainnya.

- Ramadhan adalah bulan kesabaran, sedangkan balasan atas sikap sabar adalah surga.

- Ramadhan adalah bulan diberikanNya berbagai pertolongan dan ditambahkanNya rezeki bagi kaum mu'min. Barangsiapa memberikan makan untuk berbuka pada orang yang berpuasa, baginya akan diampunkan dosa-dosanya dan diselamatkan dirinya dari neraka. Sedang pahalanya sama dengan orang yang berpuasa tersebut tanpa dikurangi sedikitpun.

- Para sahabat bertanya : "Ya Rasulullah, bukankah tidak semua kita mampu memberikan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa?" Rasulullah menjawab, "Allah memberikan pahala ini kepada orang yang memberikan sebutir kurma atau seteguk air atau sehirup susu."

- Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya diselamatkan dari api neraka.

- Barangsiapa yang meringankan beban bagi para hamba-hambanya/pembantu-pembantunya, niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya dan menyelamatkannya dari siksa api neraka.

- Perbanyaklah 4 perkara di dalam bulan Ramadhan, 2 perkara agar kamu kerjakan dalam mencari ridho-Nya dan 2 perkara untuk yang sangat kamu perlukan dan butuhkan.

2 perkara yang kamu lakukan untuk mencari ridhoNya adalah :
1. Mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah
2. Memohon ampun kepadaNya

2 perkara yang sangat kamu butuhkan adalah :
1. Permohonan agar kamu dimasukkan kedalam surga
2. Permohonan perlindungan dari api neraka


Salam Manis, Semoga Bermanfaat ya ^_^




Rumah Gula-Gula Pindahan, ya

Bismillah, Rumah Gula-Gula pindah ya ke https://rumahgulagula.wordpress.com Tema mungkin akan sama dengan versi tulisan di Blogspot ini...