Kamis, 07 Maret 2019

Menggapai Istiqomah

Senang melihat perkembangan dakwah saat ini. 

Berbeda dengan beberapa tahun silam. Selepas lulus kuliah lalu pindah ke Jakarta dan ingin mencari tempat kajian disini. Masih teringat dulu adanya di Masjid Al Azhar Sisingamangaraja tiap hari Minggu atau Sabtu. Itupun lumayan pagi. Terbayang dong malasnya saat itu. Mau nonton kajian Islam di televisi sama saja. Adanya pagi-pagi dan bisa saja lupa ketinggalan. Alhamdulillah lama-lama muncul kajian yang diselenggarakan di jam yang lebih bersahabat. Di Masjid Pasaraya Blok M. Pengisi kajiannya maupun temanya beragam. Tempatnya luas dan nyaman. Hanya saja pengikut kajiannya mayoritas dari kaum ibu-ibu seumur ibu saya

Beberapa tahun belakangan kalo masih malas dan cari-cari alasan nggak ngaji agak keteraluan. Alasan lokasinya jauh? Sekarang hampir di semua titik di Jakarta menyelanggarakan kajian. Alasan nggak sempat? Kan ada Youtube, ada kajian selepas waktu kantor. Alasan malas temennya ibu-ibu semua nggak ada yang muda? Malah ada kajian yang mayoritas jama'ah nya mbak-mbak muda dan panitianya pun umurnya jauh dibawah ibu kita.

Artinya Allah menyediakan banyak sarana untuk menjemput hidayah. Tinggal mau tidak kita menjemputnya. Ketika hidayah sudah didapat, tak jarang rintangan datang menyapa. Wajar, setan dan iblis takkan rela manusia untuk tetap dalam keimanan dan ketakwaan. Menjadi pribadi muslim/ah istiqomah adalah problem lanjutan.

Istiqomah sendiri artinya menempuh jalan yang lurus, menjalankan segala perintah agama dengan teguh dan tidak menyimpang. Rasulullah memerintahkan kita umat Islam untuk istiqomah. Seperti diriwayatkan dalam satu hadist, "Istiqomahlah (walaupun) kalian tidak akan mampu melakukannya dengan sempurna. Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya amal kalian yang paling baik adalah shalat. Dan tidaklah menjaga wudhu' kecuali seorang mukmin." (Hadist Riwayat Ahmad (22432), Ibnu Majah (277) dan disahihkan oleh Al Albaani dalam Shahih at Taghrib (192) dari Tsaubah).

Namun seorang muslim/ah pasti takkan sanggup istiqomah secara sempurna. Makanya Rasulullah mengajarkan kita untuk ber-muqarobah, mengupayakan diri istiqomah sesuai kemampuan. Analoginya seperti melempar panah ke arah tujuan. Jika mengenai target, itulah istiqomah. Bila tidak, seseorang harus berupaya lebih keras lagi agar panah mencapai sasaran (muqarobah).

Berusaha istiqomah ibarat berusaha melemparkan anak panah menuju satu titik target
Unsplash/Annie-Spratt
Sulitkah istiqomah? Kalau jawaban pribadi sih iyes pake banget. Terkadang semangat beramal, di lain waktu tergoda nafsu dunia. Ada beberapa kiat yang dijabarkan oleh Ummu Ihsan dan Abu Ihsan Al Atsari dalam buku mereka, Awas Futur!! Berikut saya coba ringkaskan. Semoga bermanfaat dan bisa kita amalkan.

1. Doa
Allah lah yang memegang hati kita. Segala petunjuk dari awal hingga akhir adalah dalam kuasa Allah. Kita sangat dianjurkan untuk banyak berdoa memohon petunjuk dan tuntunan dariNya. Rasulullah SAW senantiasa berdoa :
"Ya Allah, Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamaMu" (HR At Tirmidzi (2140) yang disahihkan oleh Al Albaani dalam Silsilah Ahaadits Shahihah (2091).

2. Berpegang teguh dengan agama Allah
Berpegang teguhlah pada agama Allah agar Dia memberi kita taufik pada jalan yang lurus. Dalilnya antara lain :
"...Dan barangsiapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sungguh, dia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (Ali Imran Ayat 101).

Cara lain agar selalu disinari taufik dan kebenaran adalah dengan menggantungkan dan menyerahkan hati kita kepada Allah. Sebab hati seorang hamba berada diantara dua jari jemari Ar Rahman, Dia membolak balikkannya sekehendak hati.

3. Bersegera menaati Allah
Dalilnya dalam firman Allah Surat An-Nisa Ayat 66 - 68, "Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka). Dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami, Dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus."

4. Ikhlas dan bersungguh-sungguh dalam menaati Allah
Dalilnya dalam Surat Al Ankabut Ayat 69, "Dan orang-orang yang berjihad (untuk mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami, dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." Saya pernah dengar juga seorang uztadz berkata, "Kalau hijrahnya di awal untuk dunia, pasti sulit istiqomah." Misalnya awalnya semangat Shalat Dhuha supaya rezeki lancar, pas diserahi Allah ujian kekayaan, shalat sunnah ini pun ditinggalkan. Bila ke kajian dengan niat cari jodoh, pas Allah berikan ia pasangan yang didamba, kajian dilupakan. Semoga Allah senantiasa mudahkan kita ikhlas dan mengharap hanya ridhoNya.

5. Mencari ilmu dan berdakwah
Dalam buku Awas Futur!! ini juga disebutkan, barangsiapa yang mempelajari ilmu, lalu ia mengamalkannya dan mengajak manusia untuk menyembah Allah maka apa yang Ia lakukan menjadi salah satu sebab terbesar tercapainya istiqamah melalui ketaatan ketaatan kepada Allah. Hal itu karena ia akan memperoleh doa dari seluruh alam. Rasulullah bersabda,
"Sesungguhnya Allah, malaikat, penghuni langit, penghuni bumi, bahkan semut yang berada dalam sarangnya, bahkan ikan, mendoakan kebaikan kepada manusia." (HR At Tirmidzi (2685) dan disahihkan oleh Al Abaani dalam Misykaatul Mashaabih (213) dari Abu Umamah Al Baahili).

6. Berteman dengan orang yang shaleh

Tidak semua teman bebas mewarnai kehidupan kita
Unsplash/Jose-Soriano
Memang ada nasihat untuk tidak pilih-pilih teman. Perluaslah pergaulan. Namun tidak semua teman bisa dekat dan mewarnai kehidupan kita. Ada satu hadist mahsyur yang pasti kamu pernah dengar,
"Sesungguhnya perumpamaan teman baik dengan teman buuk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, maka dia akan menghadiahkannya kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu akan mendapat aroma wanginya. Adapun pandai besi maka boleh jadi ia akan membakar tubuhmu atau pakaianmu, atau engkau akan mencium bau busuk darinya." (HR Al Bukhaari dan Muslim).

Semoga kita semua diberi taufik oleh Allah agar selalu berada dalam jalan Islam yang lurus.

Sumber Pustaka :
Ummu Ihsan dan Abu Ihsan Al Atsari, 2014. Awas Futur!! Pustaka Imam Adz-Dzahabi : Bekasi Timur.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Gula-Gula Pindahan, ya

Bismillah, Rumah Gula-Gula pindah ya ke https://rumahgulagula.wordpress.com Tema mungkin akan sama dengan versi tulisan di Blogspot ini...